Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

AKTING SIDAK

Sebagai seorang warga yang sudah cukup banyak makan asam garam kehidupan, Pak Longki tahu benar untuk mengurus sesuatu di kantor Kelurahan harus menyediakan sejumlah uang. Untuk mengurus KTP, Kartu Keluarga, surat keterangan ini itu dan semacamnya, terpaksa pakai uang. Tak ada yang gratis. Suatu hari, Pak Longki hendak mengurus su rat keterangan dari Lurah sebagai persyaratan agar anaknya yang masih kuliah bisa memperoleh beasiswa dari pemerintah. Begitu tiba di kantor Kelurahan, Pak Longki heran karena suasana sangat ramai. Terlihat juga banyak wartawan di sana. Ternyata, kebetulan, pagi itu pak Menteri didampingi Gubernur dan Walikota tengah mengadakan sidak ke kantor Kelurahan. Pak Longki kaget, begitu masuk dia langsung disambut dengan ramah oleh petugas Kelurahan, dipersilakan duduk kemudian ditanya urusan apa. “Saya cuma mau minta surat keterangan domisili biar anak saya bisa dapat beasiswa di kuliahnya,” jawab Pak Longki. “Oh mudah, pak. Bapak tinggal mengis

Dimana Keadilan

Di sebuah ruang sidang pengadilan di suatu kota kecil di negeri antah berantah, seorang pria, yakni sopir bus antarkota yang baru saja divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakim karena kasus kecelakaan lalu lintas, berteriak-teriak histeris. Dia tak terima divonis 2 tahun karena beberapa minggu sebelumnya seorang temannya sesama sopir cuma divoni s 8 bulan penjara dalam kasus yang sama dan di pengadilan yang sama pula. “Nggak adil, ini nggak adil!” teriaknya dengan emosi, membuat suasana jadi riuh. “Teman saya juga nabrak orang sampai mati, tapi cuma dihukum 8 bulan. Ini nggak adil, dimana keadilan?!” jeritnya sambil mendatangi meja majelis hakim. “Iya, teman kamu itu berdamai, sedang kamu tidak,” jawab hakim ketua sembari berdiri hendak keluar ruangan. “Apa?” sahutnya, sengit. “Saya juga sudah berdamai dengan keluarga korban, ada surat perdamaiannya. Nggak adil ini!” “Iya, tapi teman kamu itu mau berdamai juga sama kami, sedang kamu tidak,” tambah anggota majelis hak

Kena Batunya

seorang wartawan menjumpai pejabat yang baru dua jam lalu diwawancarainya. "maaf pak," katanya, "dompet saya tertinggal di ruangan bapak waktu wawancara tadi." "oh, iya, ini," si pejabat menyerahkan dompet sang wartawan. "tapi maaf, pak," kata si wartawan setelah memeriksa isi dompetnya, "uang limaratus ribu yang tadi ada dalam dompet jadi hilang." "oh," sahut sang pejabat. "jadi bung tidak tahu dari mana uang yang saya masukkan ke dalam amplop yang bung terima tadi?"  [ Ini humor yang aku sertakan dan menang di lomba humor & anekdot antikorupsi  yang digelar Transparency Internatonal Indonesia Kantor Daerah Sumatera Utara,  Transparansi Internasional Indonesia Wilayah Sumatera Utara :) ]

....

Setelah merenangi segala kegelisahan ini, semua ketakutan ini, semacam rasa tidak berdaya ini; kepadaMu jualah kata mengalir: Bapa, Engkau baik, sungguh teramat baik. Dan Engkau Maha Menentukan.

Hikayat Kuis dan Keberuntungan yang Menyertainya

Gambar
      “Sering kali kau menang kuis ya? Kemarin dari BOLA 2 kaos sekaligus, sebelum itu tas sama topi dari BOLA juga, ini kemeja merangkap jaket dari Soccer.” Begitu kata bang Markus Purba, beberapa waktu lalu, sambil menyerahkan jaket keren hadiah kuis dari Tabloid Soccer. Apakah hidup bisa melulu mengandalkan keberuntungan? Tentu tidak. Bahkan Untung yang selalu dinaungi Dewi Fortuna (sehingga namanyapun Untung), dalam komik Donal Bebek yang terkenal dan jenaka itu, juga tidak bisa mengandalkan keberuntungannya untuk merebut Desi dari Donal, atau agar menjadi sekaya Paman Gober, atau biar sepintar Profesor Lang Ling Lung :) Dulu (waktu kelas 2 SMA) pernah dapat hadiah Rp 25 ribu (mungkin sekarang nilainya setara Rp 250 ribu) plus kaos putih tabloid Bintang Indonesia karena menang kuis tebak skor (masih ingat persis, yang ditebak itu pertandingan bola Italia-Hongaria, skor 3-1), lalu raket Yonex dari Tabloid Bintang Sport Film sebagai hadiah pemenan

Selamat Ulang Tahun, BOLA

Gambar
Bagian akhir tulisan (dulu nama rubriknya Catatan Ringan) wartawan senior BOLA, Ian Situmorang di Mingguan BOLA edisi 5 Maret ini membuatku tertegun. Berhenti membaca lalu berpikir sejenak. Sepintas, kita melihat akhir-akhir ini ada sesuatu yang lain di Harian BOLA. Sekedar contoh, Kuis SMS kenal dekat kini tak lagi berhadiah. Praktis, kini di Harian BOLA minim sekali hadiah. Bandingkan dengan ketika BOLA masih terbit 3 kali seminggu. Surat pembaca dan komentarpun berhadiah ( suvenir BOLA). Belum lagi kuisnya yang ada beberapa macam tiap kali terbit. Iklan di Harian BOLA juga tampaknya semakin sedikit. Mungkin benar kata orang, media olahraga "kurang seksi" bagi para pemasang iklan. Sering kali, semua iklan di Harian BOLA adalah iklan produk atau acara/kegiatan mereka sendiri. Yang lain, Harian BOLA sampai diiklankan di situs kompas.com setiap pagi berupa preview BOLA, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya. Ingatan segera melayang ke Tabloid So