PASAR SIDIKALANG
SEHARI SETELAH
PENERTIBAN, PASAR SIDIKALANG KEMBALI SEMRAWUT
·
WAKIL
KETUA DPRD DAIRI : BUKAN SALAH PEDAGANG, TAPI PEMKAB YANG TIDAK SIAP
Sidikalang (SIB)
Pasar Sidikalang kembali terlihat semrawut
pada hari pekan Sidikalang, Sabtu (22/6), atau sehari setelah penertiban pedagang oleh Pemkab Dairi dibantu
petugas Polres dan Kodim. Jalan Dairi,
Jalan Pekan, Jalan Trikora dan Jalan Sekolah (empat jalan yang mengelilingi
pasar bertingkat Sidikalang) yang sehari sebelumnya terlihat sudah bersih dari
lapak dan kios tempat berjualan, kemarin kembali terlihat ramai dengan pedagang
yang menggelar dagangannya di pinggir jalan.
Petugas Satpol PP dibantu personil
TNI dan Polri tak bisa berbuat banyak. Alat
berat dan mobil pemadam kebakaran yang disiagakan di lokasi pasar juga terlihat
‘menganggur’, tidak seperti sehari sebelumnya saat para pedagang yang berjualan
di luar areal pasar bertingkat diminta masuk berjualan di dalam.
Dirut PD Pasar Anwar Sani Tarigan SE mengatakan
pihaknya tidak punya kemampuan menghalangi pedagang berjualan di luar. Terlebih Sabtu merupakan hari pekan, sehingga
suasana begitu ramai. Banyak petani dari
dari kecamatan-kecamatan yang menjajakan sendiri hasil panennya di pasar.
“Bagaimana solusinya, ini akan kita
rapatkan lagi nanti, mungkin dengan Muspida juga,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Dairi
Ir Benpa Hisar Nababan mengatakan, pedagang tidak bisa disalahkan dalam kondisi
tersebut. Diakui atau tidak, katanya,
salah satu faktor penting penyebab kembali semrawutnya pasar Sidikalang ialah
ketidaksiapan PD Pasar sendiri dalam mengelola pasar.
“Sebagai contoh, kios di dalam pasar itu
banyak pemiliknya yang bukan pedagang, melainkan keluarga pejabat. Informasi itu sudah banyak masuk kepada kita
di DPRD. Artinya banyak pedagang yang
tidak punya kios sehingga mereka harus jualan di luar,” katanya.
Menurutnya, penertiban dan penataan
pasar memang patut didukung, namun di sisi lain Pemkab Dairi juga mestinya
melakukan persiapan matang. “Artinya
kepentingan pedagang jangan dinomorduakan, mestinya itu dipikirkan terlebih
dahulu. Selama itu tidak dilakukan, kita
khawatir sampai kapanpun tidak akan berhasil konsep Pemkab itu,” jelasnya dan
membandingkan cara sukses memindahkan pedagang yang ditempuh Joko Widodo saat
menjabat Walikota Solo.
Dirut PD Pasar sendiri tidak
membantah dan tidak membenarkan saat ditanya soal informasi yang menyebutkan banyak
kios dimiliki keluarga pejabat, bukan pedagang.
“Tadinya kita berharap dengan penertiban ini, dengan masuknya semua
pedagang ke dalam, kita bisa tahu mana-mana saja kios yang tutup dan pemiliknya
bukan pedagang,” katanya. Ia menegaskan,
pemilik kios dapat dipastikan adalah mereka yang mempunyai KIP (semacam kartu
pedagang). Dalam prakteknya, saat proses
pembangunan kios, tidak sedikit pedagang yang menjual KIPnya kepada orang
lain. (B4)
DIMUAT DI HARIAN SINAR INDONESIA BARU (SIB), MINGGU, 23 JUNI
2013, HALAMAN 6.
Komentar
Posting Komentar