Kematian Laccarus Anakampun Sisakan Kekecewaan Keluarga kepada Satpol PP Pakpak Bharat
Kematian Laccarus Anakampun Sisakan Kekecewaan Keluarga kepada Satpol
PP Pakpak Bharat
·
Kasatpol PP Albert Samosir : Kami sudah
Memberikan yang Terbaik
Sidikalang (SIB)
Kematian
Laccarus Anakampun (56), Kepala Seksi Pengamanan dan Pengawalan Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pakpak Bharat, pekan lalu di Medan, masih
menyisakan kekecewaan mendalam di hati keluarganya terhadap pihak Satpol PP
Pakpak Bharat.
H
Anakampun, keluarga Laccarus, menyampaikan hal itu kepada wartawan, kemarin di
Sidikalang. “Kita dari keluarga sangat
kecewa karena tidak ada perhatian atau kepedulian tempat kerjanya (Satpol PP),
mulai dari perawatan di Rumah Sakit, dibawa ke Tinada (Pakpak Bharat), sampai
pada acara penguburan, kita benar-benar kecewa karena tidak ada perhatian,
hampir semuanya keluarga yang mengurus,” ujarnya didampingi Pdt J Anakampun.
Dijelaskan,
Laccarus pada hari meninggalnya tersebut masih dalam kaitan melaksanakan tugas
mengawal Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolanda Berutu MBA dan rombongan dalam
acara penutupan Pekan Raya Sumatera Utara di Medan. Selesai acara, pada malam itu Laccarus
kemudian kembali ke Mess Pemkab Pakpak Bharat di kawasan Sunggal Medan. Namun menjelang pagi, Laccarus mengalami
sesak nafas, lalu dilarikan ke RS Adam Malik.
Malang, tak berapa lama kemudian dia meninggal.
Kata Anakampun, keluarga menilai pihak Satpol
PP “lepas tangan”. Karenanya, saat
Kepala Satpol PP Albert Samosir datang melayat pada hari penguburan Laccarus,
ia sempat menjadi sasaran kemarahan keluarga.
Albert Samosir
kepada wartawan, kemarin, membantah tidak adanya perhatian dari pihaknya. “Itu tidak benar sama sekali,” katanya. “Kami sudah memberikan yang terbaik, baik
dalam bentuk materi maupun perhatian.”
Soal ia sempat
jadi sasaran kemarahan keluarga, menurutnya itu sah-sah saja. “Itu sah-sah saja. Kalau saya tidak senang, contohnya saja
kepada saudara, yang benar pun saudara buat saya bilang salah.” (T14)
SUMBER : Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), Kamis 26 April 2012 Halaman 6.
Komentar
Posting Komentar