TWI Sitinjo dan Pantai Silalahi Masih jadi Andalan Utama Pariwisata Dairi


TWI Sitinjo dan Pantai Silalahi Masih jadi Andalan Utama Pariwisata Dairi
Kadis Pariwisata Dairi Drs Bonar Butar-butar : Pengembangan Pariwisata Terkendala Dana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (4 dari kiri) di lokasi Gua Bunda Maria TWI Sitinjo, Desember 2011 silam.  TWI bersama Pantai Silalahi masih menjadi andalan utama pariwisata Kabupaten Dairi. 

Sidikalang (SIB)
Obyek wisata rohani Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dan obyek wisata alam Pantai Silalahi masih menjadi andalan utama pariwisata Kabupaten Dairi dalam upaya mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).  Meski demikian, upaya pengembangan pariwisata Dairi masih terkendala masalah dana.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Dairi Drs Bonar Butar-butar mengatakan hal itu, Selasa (24/4), di Sidikalang, kepada wartawan.  “Fokus pariwisata kita masih TWI dan Silalahi, karena memang keduanya yang sudah dikenal luas dan bisa dijual,” kata Butar-butar.
TWI merupakan satu-satunya obyek wisata rohani berbagai agama di Sumatera Utara.  Dengan luas sekitar 13 hektar, di TWI berdiri rumah-rumah ibadah agama besar di Indonesia yakni Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Hindu.  TWI telah menjadi semacam ‘ikon’ Kabupaten Dairi dan tiap pekan ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.  Sementara Tao Silalahi di Kecamatan Silahisabungan sebagai bagian dari Danau Toba, mengandalkan wisata alam berupa pantai dan panorama indah.
Kalau ditanya apa kelebihan pariwisata Dairi dibanding daerah lain, kata Butar-butar, jawabnya ialah bahwa Dairi punya TWI yang khas ditambah Silalahi.
Lebih lanjut  Bonar menyebutkan, target PAD dari pariwisata Kabupaten Dairi Tahun Anggaran 2012 ini berjumlah Rp 930 juta, naik drastis dibanding target TA 2011 yang berjumlah Rp 490 juta.  “Karena itulah potensi-potensi pemasukan kita intensifkan.”
Meski demikian, menurutnya upaya pengembangan pariwisata Dairi masih cukup sulit dilakukan akibat terkendala dana.  Sekedar contoh, jalan di lokasi TWI saja saat ini sudah rusak dan berlubang-lubang, tidak layak lagi sebagai jalan di obyek wisata, namun kenyataannya jalan tersebut masih dibiarkan begitu saja dan tidak diperbaiki akibat ketiadaan dana.
         “Ada beberapa rencana pengembangan pariwisata yang ternyata tidak bisa kita lakukan karena dihapus, bukan dalam pembahasan APBD di DPRD, tapi dihapus sebelum diajukan ke DPRD.  Misalnya dana promosi pariwisata kita yang berjumlah Rp 75 juta sajapun tahun ini dihapus, bagaimana kita bisa mempromosikan misalnya TWI dan Silalahi? Dengan kondisi seperti ini, agak sulit kita mengembangan pariwisata.”
Kalau begitu, apakah sektor pariwisata dianaktirikan? “Kurang tepat juga kalau kita bilang begitu,” tandasnya. (T14)

SUMBER : Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), Minggu 13 Mei 2012 Halaman 12.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perayaan Natal Lansia PGI Se-Provinsi Riau di HKBP Maranatha Pekanbaru Penuh Sukacita

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL