Uskup Agung Medan di Sumbul


Uskup Agung Medan Mgr AB Sinaga : Jadikanlah Gereja Benar-benar sebagai Tempat Ibadah, Rumah Kasih dan “Parsaktion Debata”
·         Terkumpul Dana Rp 55 Juta untuk Membantu Pengadaan Mobiler Gereja St Martinus Sumbul


ULOS : Uskup Agung Medan Mgr AB Sinaga (kedua kanan) menyalami Bupati Dairi Johnny Sitohang (kedua kiri) usai  "mangulosi" Bupati, Sabtu (16/6) pada acara pemberkatan gereja St Martinus Lae Simobi di Desa Pegagan Julu III Sumbul Dairi.  (Foto SIB/Herry Suranta Surbakti)


Sidikalang (SIB)
                Jadikanlah gereja benar-benar sebagai tempat ibadah, rumah kasih dan tempat “parsaktion Debata”.  Jangan sampai gereja dibuat jadi seperti pasar sehingga Yesus marah sebagaimana tertulis dalam Alkitab.
                Pesan itu disampaikan Uskup Agung Medan Mgr DR AB Sinaga OFM Cap dalam khotbahnya pada pemberkatan gereja St Martinus Lae Simobi Paroki Sumbul, Sabtu (16/6) di halaman gereja tersebut di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.  Acara dirangkai perayaan Ekaristi dan Krisma dihadiri sekitar tigaratusan jemaat Katolik dari Paroki Sumbul.  Hadir pula Bupati Dairi Johnny Sitohang, Sekdakab Julius Gurning SSos MSi, para pejabat Pemkab Dairi, tokoh masyarakat, utusan dari gereja tetangga dan undangan lainnya.
                “Jadikanlah gereja sebagai tempat ibadah, sebagai tempat kita menerima sakramen dari Tuhan, jangan jadi tempat makan-makan, tempat berdagang.  Jangan sampai terjadi sebelum dimulai acara kebaktian ada yang bilang ‘mari kita merokok-rokok dulu’, jangan sampai begitu,” ujar Uskup Agung yang menyampaikan khotbahnya dalam bahasa Batak.
                Lebih lanjut dikatakan, sakramen Krisma yang dilaksanakan pada hari itu mempunyai tiga makna, yakni pertama bahwa tidak takut menunjukkan kepercayaan dan jati diri sebagai Katolik.  “Harus berani menunjukkan kekatolikan kita, sekali Katolik tetap Katolik.”  Yang kedua, lanjutnya, harus bersama-sama bergandengan tangan dan tetap tunduk pada aturan dan tradisi meski berada di zaman modern saat ini.  Yang ketiga, perkembangan gereja Katolik sewajarnya diikuti pula pertambahan jumlah pastor dan suster.  Ia mengajak Krismawan dan Krismawati merenungkan poin ketiga tersebut.
                Dalam acara tersebut dilaksanakan pula pengumpulan dana untuk membantu pengadaan mobiler gereja St Martinus, dipandu Bupati.  Total dana Rp 55 juta terkumpul dari para tamu undangan yakni antara lain Rp 10 juta dari Bupati Johnny Sitohang, Rp 5 juta dari Sekdakab Julius Gurning, masing-masing Rp 1 juta dari Asisten I Rewin Silaban, Kepala Kantor Perpustakaan Erika Hasugian, Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Sonta Purba, Direktur Akper Hendry Manik, Kepala SMPN 2 Tanjung Beringin, masing-masing Rp 1,5 juta dari Kadis Perhubungan Sudung Ujung, Direktur RSUD Sidikalang Daniel Sianturi, Camat Sumbul H Siregar, Kadis Tenaga Kerja Ramlan Sitohang, Kadis Pertambangan S Manik, masing-masing Rp 2 juta dari Kadis Pariwisata Bonar Butar-butar, Kadis Bina Marga Hotmaida Butar-butar, Kadis Cipta Karya J Lumbanbatu, Kadis Pertanian Herlina L Tobing, masing-masing Rp 3 juta dari Kepala BKD J Sigalingging dan Kepala Bappeda Sebastianus Tinambunan.
                Menurut S Simbolon selaku ketua panitia kegiatan didampingi Marihot Simbolon dan Santun Situmorang,  Gereja St Martinus berukuran 9 x 18 meter, berdiri di atas lahan seluas 20 x 40 meter persegi. “Tadinya gereja ini sangat sederhana sekali, terbuat dari papan dan atapnya pun bocor-bocor, tapi sekarang sudah permanen begini dan jadi stasi tersendiri.” (B4)

SUMBER : Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), Senin 18 Juni 2012, halaman 6.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perayaan Natal Lansia PGI Se-Provinsi Riau di HKBP Maranatha Pekanbaru Penuh Sukacita

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL