Polisi Kade-kadenta dan Tuntutan Penuntasan Kasus

 
Program “Polisi Kade-kadenta” Polres Dairi di Antara Tuntutan Penuntasan Kasus


“POLISI KADE-KADENTA” : Kapolres Dairi AKBP H Enggar Pareanom didampingi Wakapolres Kompol Yafao Harefa (tengah) bersama komunitas pencinta atau klub motor di Sidikalang dalam sosialisasi program “Polisi kade-kadenta, polisi donganta”, akhir Mei lalu di halaman Mapolres Dairi di Sidikalang.    


Sejak bertugas sebagai Kapolres Dairi awal Februari silam (sertijab dilakukan di Mapoldasu di Medan, 8 Februari 2012, ia menggantikan AKBP Yustan Alpian SIK yang selanjutnya menjabat Kapolres Asahan), AKBP H Enggar Pareanom SIK SSos dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya terlihat jelas memberikan penekanan atau porsi lebih pada program kemitraan bersama masyarakat.  Ia membuat program “Polisi kade-kadenta, polisi donganta” yang berarti polisi saudara kita, polisi sahabat kita.  Untuk menyukseskan program itu, Enggar membentuk kelompok atau komunitas-komunitas dengan beragam latar belakang seperti komunitas abang tukang becak dan pengemudi betor, kelompok kerja wartawan, komunitas dan klub pencinta motor, komunitas pemuka agama dan lainnya.  Secara berkala Enggar juga melakukan pertemuan dengan kelompok-kelompok tersebut termasuk dengan OKP dan ormas, pengusaha hotel/restoran dan apotek, tokoh agama dan lainnya.  Tempat pertemuan juga berpindah-pindah seperti di warung kopi, di rumah makan atau di pusat jajaran serba ada (pujasera).
Menurut Kapolres dalam beberapa kali perbincangan dengan wartawan, program “Polisi kade-kadenta, polisi donganta” itu bertujuan menumbuhkan rasa persaudaraan antara Polri dengan masyarakat, sekaligus untuk terciptanya Kamtibmas yakni untuk meminimalisir perbuatan pidana atau pelanggaran di tengah masyarakat.
“Dengan adanya komunikasi intensif, kerjasama dan kesetaraan serta adanya hubungan pribadi yang harmonis antara anggota Polri dengan masyarakat, tujuan polisi kade-kadenta polisi donganta ini akan tercapai,” kata mantan Kasubdit IV Polda Jabar yang selama karirnya baru sekarang ini bertugas di Sumatera Utara ini.
Komunikasi itu penting sekali, katanya.  Dengan terjalinnya rasa persaudaraan antara polisi dengan masyarakat maka secara otomatis akan tercipta komunikasi yang lancar.  Untuk itu ia juga menyebarluaskan SMS center Polres Dairi 081269261001 dan telepon 0627-21110 sehingga setiap ada kejadian atau tindak kriminal bisa langsung dilaporkan.
Relatif berjalannya program “Polisi kade-kadenta, polisi donganta” tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan sejumlah kegiatan yang diselenggarakan Polres dalam menyambut dan memeriahkan Hari Bhayangkara ke-66, 1 Juli kemarin.  Polres Dairi menggelar lomba menyanyi bertajuk “Kapolres Dairi idol”, lomba modifikasi sepedamotor, lomba suara burung, gerak jalan santai dan lainnya dan hampir semua kegiatan yang diselenggarakan di halaman Mapolres Jalan Sisingamangaraja Sidikalang itu terlihat ramai diikuti dan dikunjungi masyarakat Dairi yang memang terbilang haus hiburan.
Anggota DPRD Dairi Resoalon L Gaol dan Togar Simorangkir menilai program Kapolres Dairi tersebut patut diapresiasi.  “Kalau soal program ini kita melihatnya positif dan tentu saja patut didukung, kita lihat menjelang Hari Bhayangkara kemarin banyak juga kegiatan yang dilaksanakan Polres Dairi, ini cukup positif tentunya,” kata Resoalon senada dengan Togar.
Namun di sisi lain, Kapolres Dairi diingatkan bahwa ternyata masih banyak kekurangan dan “hutang” Polres kepada masyarakat.  “Termasuk misalnya soal penggerebekan gudang CPO liar di dekat Jembatan Lae Renun Sitinjo oleh Poldasu minggu lalu, ini tentu membuat Polres Dairi kecolongan.  Masyarakat jadi curiga dan bertanya-tanya, apakah selama ini anggota Polres mendapat setoran sehingga tutup mata sehingga bisa berlangsung sekian lama. Selain di Jembatan Lae Renun kan ada juga yang gudang CPO liar beroperasi di Simpang Silalahi, tapi sudah duluan tutup sebelum terjadi penggerebekan.  Begitu juga soal beberapa kali penangkapan judi oleh Poldasu di Dairi, termasuk di Tanah Pinem dan Tigalingga. Ini kan mengisaratkan Polres Dairi belum mampu mengatasi judi togel,” ujar Resoalon.
Wakil rakyat juga menyebutkan sejumlah kasus pembunuhan yang terjadi di wilayah hukum Polres Dairi namun tak kunjung dapat diungkap polisi dan ditangkap pelakunya.  “Termasuk di sini tentunya kasus pembunuhan pasangan suami isteri Tiodorus Tampubolon (82) dan Hermina br Hutagalung (72) yang terjadi 9 Juli 2007 di Jalan FL Tobing kawasan Barisan Nauli Sidikalang, kasus pembunuhan Rosida br Sianturi (56) dan Hotma br Manihuruk (60) di Desa Lae Tandiang Kecamatan Sumbul yang diperkirakan sama-sama bermotif perampokan masing-masing pada Juli dan Agustus 2008, lalu yang terbaru kasus pembunuhan siswi SMAN 1 Sidikalang Novalina br Purba sekitar dua bulan lalu di KM 6 tapi sampai sekarang tak bisa diungkap polisi.  Tentu saja kita menyoroti secara tajam kinerja Kasat Reskrim karena kecolongan soal gudang CPO dan judi, lalu tak mampu mengungkap kasus-kasus pembunuhan yang menjadi perhatian masyarakat.  Kalau memang tak mampu ya tak ada salahnya minta bantuan kepada Polda dalam mengusut kasus-kasus pembunuhan itu,” kata  kedua anggota dewan  secara senada sambil menyebutkan kasus-kasus dugaan korupsi yang sempat ditangani Polres juga tak jelas ujung pangkalnya padahal sudah memanggil sejumlah pejabat Pemkab.
Kapolres Dairi dalam beberapa kesempatan meminta maaf kepada masyarakat Dairi karena keterbatasan kemampuan pihaknya, termasuk dalam hal jumlah personil.  Namun ia berjanji bekerja optimal.  “Termasuk dalam pengungkapan kasus pembunuhan itu, kita sebenarnya sudah mencurigai beberapa orang tapi terkendala dalam minimnya saksi,” katanya saat bertemu tokoh pemuda dan ormas di Sidikalang, beberapa waktu lalu.
Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna saat menjabat Kapoldasu dalam kunjungan resminya ke Mapolres Dairi, 28 Desember 2008 silam mengatakan polisi sebenarnya ada dua macam, yakni “good cops” atau polisi yang baik dan “bad cops” atau polisi yang jelek.  “Tapi sekarang ini ada lagi ‘ugly cops’ atau polisi yang brengsek.  Apa di sini ada ‘ugly cops’?”  Semua orang tentu berharap polisi-polisi di Dairi adalah ‘good cops’ yang bisa bermitra dengan baik dengan masyarakat sekaligus lihai dan bisa diandalkan dalam mengungkap kasus-kasus yang meresahkan masyarakat.  (Herry Suranta Surbakti)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebulan Berlalu, Kasus Pembunuhan Novalina br Purba Siswi SMAN 1 Sidikalang Belum Terungkap

DIHADIRI LIMA RIBU ORANG, PUNCAK PERAYAAN PESTA JUBILEUM 50 TAHUN GKPPD SUMBUL PENUH SUKACITA

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL