Masih Banyak yang Harus Dikerjakan agar Kenyataan bisa Seindah Kata-kata dalam Pidato
Wakil Ketua DPRD Dairi Soal Pidato
Kenegaraan Presiden :
Masih Banyak yang Harus
Dikerjakan agar Kenyataan bisa Seindah Kata-kata dalam Pidato
Sidikalang (SIB)
Pidato kenegaraan
Presiden SBY menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-67 cukup bernas. Meski demikian, masih banyak yang harus dikerjakan
agar kenyataan bisa seindah kata-kata dalam pidato.
Demikian penilaian
Wakil Ketua DPRD Dairi Ir Benpa Hisar Nababan, Kamis (16/8), atas pidato kenegaraan
Presiden SBY di gedung DPR di Jakarta yang disaksikan para pejabat Pemkab dan Muspida
Dairi bersama anggota dewan melalui layar televisi dalam rapat paripurna DPRD
Dairi di Sidikalang, Kamis (16/8).
“Isu soal pemberantasan korupsi
misalnya, kita lihat kenyataannya korupsi sudah semakin meluas, baik di pusat
maupun daerah, tapi tindakan nyata oleh beberapa lembaga penegak hukum sepertinya
kurang serius.”
Menurut Benpa, isu soal konflik lahan
yang diangkat Presiden merupakan salah satu hal yang perlu digarisbawahi. “Presiden mengatakan bahwa pemerintah telah
membentuk tim terpadu terdiri dari BPN, Polri, dan instansi terkait untuk mencari
solusi terbaik atas masalah konflik lahan.
Masalahnya selama ini kan kebanyakan petani sebagai salah satu penyumbang
pajak ternyata tidak punya lahan, sementara di lain pihak ada yang punya lahan
di luar kewajaran dengan cara-cara yang tidak wajar. Contohnya di Buol, ada yang entah bagaimana
caranya bisa menguasai lahan sampai 3 ribu hektar padahal petaninya tidak punya
tanah. Ketidakadilan seperti ini harus
diakhiri, reformasi agraria harus terus dilanjutkan. Rencana penggunaan 3 ribu hektar untuk
perusahaan kopi di Parbuluan Dairi juga sebenarnya kurang cocok, karena di sisi
lain ternyata banyak petani tidak punya lahan sendiri utuk dikelola.”
Ketika masa Orde Baru, lanjut Benpa,
secara jelas diketahui banyak lahan petani dan masyarakat yang dicaplok dengan
dalih untuk negara, termasuk oleh kekuatan militer. Sekarang, ketika reformasi bergulir, rakyat sudah
berani menuntut kembali tanah mereka yang telah sekian lama dirampas. “Selain itu memang banyak juga sengketa lahan
akibat tidak jelasnya batas dan dokumen kepemilikan. Saya kira itulah tugas terberat tim yang disebutkan
Presiden ini, menyelesaikan masalah dengan cara pendekatan hukum, sosial dan budaya,”
tandas Benpa. (B4)
Sumber : Harian Sinar Indonesia Baru (SIB).
Komentar
Posting Komentar