Sidikalang, Kota Kecil yang Menanti Penataan dan Pengembangan


Laporan : Herry Suranta Surbakti
Wartawan SIB





Sidikalang, kota kecil yang tenang. Demikian banyak orang memberikan penilaian dan kesan tentang ibukota Kabupaten Dairi itu.  Dan dari perjalanan wartawan SIB, sejauh ini, kesan demikian tadi tentang kota Sidikalang tampaknya tidak salah adanya.
                 Sekitar pukul setengah lima sore, awal Juni kemarin, di Jalan Sisingamangaraja (jalan utama di kota Sidikalang) di kawasan pusat kota, suasana terasa lengang.  Hanya ada beberapa warga yang tampak berjalan kaki dan tak banyak kenderaan  roda dua dan empat yang melintas.
                “Kalau setelah jam pulang kantor dan jam anak sekolah, situasinya memang sepi begini,” ujar Markus Purba, warga Sidikalang yang juga pengurus Partai Demokrat Dairi, kepada wartawan yang menemaninya keliling kota.  Berjalan-jalan di kota Sidikalang, sepertinya meninggalkan kesan biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial.
                Aktivitas warga yang terlihat ramai hanya di kawasan pajak atau pasar tradisional Sidikalang. Di sana, warga yang berjualan dan juga berbelanja tampak ramai, ditambah lagi angkutan pedesaan yang hilir mudik.  Maklum, kawasan pajak itu sekaligus juga menjadi terminal angkutan umum karena terminal terpadu di Sitinjo masih belum berfungsi.
Ketika senja menjelang, pertokoan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja satu per satu mulai tutup. Suasana semakin lengang. Selanjutnya, saat malam suasana demikian senyap.  Denyut kehidupan warga yang masih tersisa cuma di Pujasera, tempat jajanan malam di kawasan Batang Beruh Sidikalang. Itu pun tidak bisa dikatakan ramai.

Komentar Anggota Dewan
Sementara itu, kondisi kota Sidikalang yang terkesan kurang sentuhan perkembangan dan penataan ditanggapi anggota DPRD Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak (F-Gabungan Kerakyatan).  Dalam perbincangan dengan wartawan, Selasa (12/6),  Pardomuan mengkritik pihak Pemkab yang dinilai tidak memandang pentingn soal penataan dan pengembangan kota Sidikalang.
“Sudah sekian tahun bisa dibilang tidak ada perkembangan di kota Sidikalang ini.  Maaf ya, tapi kalau dikatakan Sidikalang ini masih seperti kampung mungkin kedengaran keterlaluan.  Tapi begitulah kenyataannya.  Orang-orang yang datang ke sini malas keluar untuk keliling kota karena memang tidak ada sesuatu yang bisa dilihat,” ujarnya.
Ia mencontohkan taman di median jalan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja di kawasan kota yang kurang terurus, demikian juga trotoar yang kini mulai rusak.  “Coba kita lihat taman di tengah jalan itu, yang ada di taman kecil itu tidak jelas lagi apakah rumput, ilalang atau apa, yang pasti bukan bunga-bungaan,” katanya sambil mengusulkan pihak Pemkab perlu kembali menggalakkan kegiatan Jumat bersih.
Menurut Pardomuan, bagaimanapun kota Sidikalang merupakan wajah Kabupaten Dairi. Tentunya tamu atau orang-orang dari luar daerah pertama kali akan melihat Sidikalang sebagai ibukota kabupaten.  Karena itu sudah sepantasnya kota Sidikalang dijadikan kota yang sesungguhnya, lampu jalan dan kalau perlu beberapa lampu hias dipasang agar indah dan sejuk dipandang mata.
“Memang kita akui kondisi di pedesaan juga masih belum bagus, tapi bukan berarti kondisi kota juga dibiarkan tidak berkembang dan tertata.  Kalau dananya minim, tentunya bisa diambil dari pos-pos lain yang kita anggap kurang penting atau bisa dibelakangkan,” demikian Pardomuan. 

Komentar Bupati Dairi
 Sebelumnya, dalam sebuah perbincangan dengan sejumlah wartawan, awal Juni kemarin di Sidikalang, kepada Bupati Dairi DR MP Tumanggor ditanyakan bagaimana dan apa-apa saja program dalam penataan dan pengembangan kota Sidikalang sebagai wajah Kabupaten Dairi.
Bupati menjelaskan, sebenarnya keinginan untuk menata dan mengembangkan kota Sidikalang cukup besar.  Tapi keinginan itu harus disesuaikan dengan faktor keterbatasan dana.  Artinya, konsentrasi pembangunan di Dairi masih diprioritaskan ke daerah-daerah pedesaan, terutama di daerah  sentra pertanian.
“Kita sebenarnya juga ingin membuat kota Sidikalang ini bagus, cantik, ada taman dan lampu hias yang indah dan sebagainya.  Tapi itu tidak gampang dilaksanakan karena kita melihat, misalnya jalan-jalan di desa-desa kita masih rusak, infrastruktur di kecamatan-kecamatan juga masih minim,” papar Bupati.
Meski demikian, lanjut MP Tumanggor, ada beberapa proyek dan program Pemkab yang saat ini mulai dikerjakan berkaitan dengan upaya pengembangan kota Sidikalang, yakni proyek jalan lingkar (ringroad) Sidikalang dan dan pembangunan pasar semi modern di kawasan pajak Sidikalang. 
Untuk proyek jalan lingkar, kata Bupati yang juga didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Dairi Ir Tagor H Sinurat MSc, pengerjaannya dilaksanakan secara bertahap karena dana yang dibutuhkan cukup besar dan tidak bisa ditangung dalam satu atau dua tahun anggaran. “Sekarang ini masih dalam tahap pembebasan dan pematangan lahan, sesuai dengan anggaran yang ditampung tahun ini Rp 2 miliar,” ujarnya.  Adapun proyek pembangunan pasar semi modern tengah memasuki tahap perencanaan.  Dan memang kedua proyek ini tidak bisa cepat selesai dalam satu atau dua tahun ini, kata Bupati mengakhiri. 

Dimuat di SIB, Juni 2007.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perayaan Natal Lansia PGI Se-Provinsi Riau di HKBP Maranatha Pekanbaru Penuh Sukacita

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL