Masyarakat Dairi Tidak Boleh Terpecah Hanya Karena Pilkada
·
Hari Ini, Rekapitulasi Penghitungan Suara dan Penetapan Calon
Terpilih Pilkada Dairi
Sidikalang (SIB)
Pilkada Dairi untuk memilih calon
bupati dan wakil bupati periode 2014-2019 yang telah berlangsung 10 Oktober
kemarin, tidak boleh menjadi pembawa perpecahan dan pengelompokan dalam
masyarakat. Masyarakat Dairi seharusnya
sudah bisa belajar dari pengalaman pelaksanaan Pilkada 2008 lalu dan tidak
‘menjual’ kebersamaan dan perdamaian demi kepentingan sesaat.
Sekjen Gereja Kristen Protestan
Pakpak Dairi (GKPPD) Pdt Johnson Anakampun STh MM dan Ketua Forum Komunikasi
Wartawan Dairi (FKWD) Zainuddin R Siregar secara terpisah mengatakan hal itu
menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (15/10) di Sidikalang.
“Pilkada tidak boleh membawa
perpecahan dalam masyarakat, melainkan menjadi sarana untuk membawa kebaikan dan
kemajuan bagi masyarakat Dairi. Siapapun
yang menang dalam Pilkada, itu merupakan pilihan terbaik masyarakat yang harus
kita hormati. Yang penting sekarang
ialah bagaimana kita menjaga perdamaian di Dairi, bagaimana masyarakat bisa
tetap nyaman berjualan, bertani dan bekerja, bagaimana pemeluk agama bisa tetap
nyaman beribadah,” kata Sekjen GKPPD.
Menurut Pdt Anakampun, masyarakat
Dairi pasti bisa memegang teguh kekerabatan dan kekeluargaan yang sudah sekian
lama terbina dan diakui banyak pihak selama ini. Masyarakat tentunya bisa mengedepankan
kebersamaan dan kekeluargaan meskipun ada ‘riak-riak’ dalam pelaksanaan
pemilihan pemimpin Dairi untuk lima tahun ke depan ini.
Adapun Zainuddin Siregar berpendapat,
tahapan Pilkada Dairi yang sudah mendekati fase akhir, yakni penetapan calon
bupati dan wakil bupati terpilih, diharapkan bisa membawa awal baru bagi Dairi
setelah sempat dilanda kerusuhan di Sidikalang.
“Mari kita bersatu untuk Dairi, masyarakat Dairi jangan sampai
terpecah-pecah, tetapi seharusnya bersatu.
Di lain pihak, calon bupati dan wakil bupati terpilih juga harus memandang
jauh ke depan dan punya visi kepemimpinan yang kuat dengan tidak mementingkan
kelompoknya saja,” kata Siregar.
Sementara itu, tokoh pemuda Dairi Tumbur
Simorangkir kepada wartawan, Selasa sore, meminta pihak Polres Dairi mengusut
tuntas kasus pengrusakan fasilitas pemerintahan dalam kerusuhan yang sempat terjadi
beberapa hari menjelang Pilkada Dairi.
Sebab, kata Tumbur, polisi sebelum ini telah menangkap sejumlah orang
yang diduga sebagai pelaku pengrusakan dan provokator kerusuhan yang
menyebabkan rusaknya kantor KPU, DPRD dan kantor bupati, selain terbakarnya
satu unit mobil KPU dan dirusaknya dua mobil DPRD.
Tumbur
berpendapat, kesepakatan Pilkada damai yang telah ditandantangani keempat
pasangan calon bupati dan wakil bupati Dairi serta tim pemenangannya tidak
boleh menjadi teori saja. Karena itu,
orang-orang yang menyebabkan Pilkada menjadi berlangsung tidak damai, haruslah
dihukum.
Pilkada
Dairi 10 Oktober kemarin diikuti empat pasangan calon yakni KRA Johnny Sitohang
Adinegoro/Irwansyah Pasi SH (incumbent), Passiona Sihombing/Insanuddin Lingga
SSos MSi, Drs Parlemen Sinaga MM/Dr Reinfil Capah MKes, Ir Luhut
Matondang/Maradu Gading Lingga SH.
Sesuai
keputusan KPU Dairi nomor 14/Kpts/KPU-Kab-002.434790/2013 tertanggal 17 Juli
2013 tentang perubahan ketiga tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan
Pilkada Dairi 2013, pada hari ini, Rabu (16/10) rekapitulasi hasil penghitungan
suara serta penetapan dan pengumuman calon bupati dan wakil bupati terpilih hasil
Pilkada Dairi.
Komisioner
KPU Asal Padang, Selasa, menjawab pers mengatakan pelaksanan rekapitulasi
penghitungan suara dan penetapan calon terpilih dilaksanakan di Balai Budaya
Sidikalang. (B4)
Komentar
Posting Komentar