Kalangan Masyarakat Tanggapi Pendapat Wakil Ketua DPRD Dairi:
Kurang Harmonisnya Hubungan Eksekutif-Legislatif Lebih Disebabkan
Perilaku Anggota DPRD Sendiri
Sidikalang
(SIB)
Kurang
harmonisnya hubungan eksekutif dan legislatif di Dairi sejak setahun terakhir
ini bukanlah karena kesalahan eksekutif (Pemkab Dairi), namun lebih disebabkan
oleh perilaku anggota DPRD sendiri.
Eksekutif selama ini terlihat begitu aktif melakukan
pendekatan-pendekatan kepada legislatif untuk menyelesaikan tugas-tugas pembahasan
anggaran secara bersama, namun respons anggota dewan tidak seperti yang
diharapkan, sehingga pembahasan RAPBD dan RPAPBD menjadi tersendat.
Demikian
salah satu kesimpulan pendapat Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Dairi
Mangoloi Sihombing, Ketua KNPI Dairi Eddy Pasi, Ketua MPI Saut Kudadiri,
Sekretaris DPD Pemuda Muhammadyah Mantra Solin, Pengurus Depicab Soksi Lambas
Sianturi dan Pengurus Himpak Dairi Rahmat Ujung, kepada wartawan, Jumat (1/11)
di Sidikalang.
Mereka
menanggapi pendapat Wakil Ketua DPRD Dairi Ir Benpa Hisar Nababan yang dimuat
di SIB, Jumat 1 November 2013 halaman
6. Benpa sebelumnya mengatakan, hubungan
eksekutif dan legislatif di Dairi yang sejak setahun terakhir ini terbilang
kurang harmonis, mestinya segera diperbaiki atau ditata ulang. Kabupaten Dairi tidak akan bisa maju jika
eksekutif dan legislatifnya tidak bisa bekerja sama secara sinergis. Karenanya, jika kondisi itu dibiarkan
berlarut-larut akan menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat secara
luas.
Menurut
Eddy, masyarakat melihat dan tahu apa yang terjadi dalam hubungan eksekutif dan
legislatif selama ini. Kalau mau jujur,
kata kelima narasumber secara senada, anggota dewan mestinya “malu” karena
kinerja mereka masih jauh dari harapan dan keinginan masyarakat.
Yang sering
didengar masyarakat adalah berita tentang absennya banyak anggota dewan untuk
menghadiri rapat-rapat pembahasan anggaran sehingga anggaran tidak bisa
ditetapkan, atau juga berita tentang rajinnya wakil rakyat study banding ke
luar provinsi meski tidak pernah terlihat manfaatnya.
“Kita melihat
banyak anggota dewan lebih mengedepankan ego dalam pembahasan-pembahasan
anggaran, akibatnya kepentingan rakyat luas yang terabaikan. Suka tidak suka tapi itulah faktanya,” kata
Mantra.
Sering terjadi
anggota dewan menyanggupi hadir dalam rapat bila “kepentingannya” diakomodir,
jadi di sini kita lihat adanya transaksional, kata mereka.
Sihombing
menyatakan setuju jika ketidakharmonisan hubungan eksekutif dan legislatif harus
diperbaiki, namun mestinya yang lebih aktif memperbaikinya tentunya pihak yang
selama ini lebih banyak melakukan tindakan yang menyebabkan hubungan tersebut menjadi
renggang. (B4)
Komentar
Posting Komentar