Dimana Keadilan
Di sebuah ruang sidang pengadilan di suatu kota kecil di negeri antah
berantah, seorang pria, yakni sopir bus antarkota yang baru saja
divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakim karena kasus kecelakaan lalu
lintas, berteriak-teriak histeris. Dia tak terima divonis 2 tahun
karena beberapa minggu sebelumnya seorang temannya sesama sopir cuma
divonis 8 bulan penjara dalam kasus yang sama dan di pengadilan yang sama pula.
“Nggak adil, ini nggak adil!” teriaknya dengan emosi, membuat suasana jadi riuh. “Teman saya juga nabrak orang sampai mati, tapi cuma dihukum 8 bulan. Ini nggak adil, dimana keadilan?!” jeritnya sambil mendatangi meja majelis hakim.
“Iya, teman kamu itu berdamai, sedang kamu tidak,” jawab hakim ketua sembari berdiri hendak keluar ruangan.
“Apa?” sahutnya, sengit. “Saya juga sudah berdamai dengan keluarga korban, ada surat perdamaiannya. Nggak adil ini!”
“Iya, tapi teman kamu itu mau berdamai juga sama kami, sedang kamu tidak,” tambah anggota majelis hakim, setengah berbisik.
[ satu dari beberapa karya yang diikutkan dalam lomba humor, dulu :) ]
“Nggak adil, ini nggak adil!” teriaknya dengan emosi, membuat suasana jadi riuh. “Teman saya juga nabrak orang sampai mati, tapi cuma dihukum 8 bulan. Ini nggak adil, dimana keadilan?!” jeritnya sambil mendatangi meja majelis hakim.
“Iya, teman kamu itu berdamai, sedang kamu tidak,” jawab hakim ketua sembari berdiri hendak keluar ruangan.
“Apa?” sahutnya, sengit. “Saya juga sudah berdamai dengan keluarga korban, ada surat perdamaiannya. Nggak adil ini!”
“Iya, tapi teman kamu itu mau berdamai juga sama kami, sedang kamu tidak,” tambah anggota majelis hakim, setengah berbisik.
[ satu dari beberapa karya yang diikutkan dalam lomba humor, dulu :) ]
Komentar
Posting Komentar