Medan Kini Punya Mobil Listrik Masa Depan
MOBIL LISTRIK: Wagubsu Erry Nuradi (tengah) foto bersama para mahasiswa dengan
latar depan mobil listrik ciptaan mahasiswa, beberapa waktu lalu. (Foto SIB/Dok)
Medan (SIB)
Masyarakat Kota Medan kini boleh mulai berharap banyak untuk
perkembangan mobil masa depan menyusul keberhasilan mahasiswa Teknik Elektro
USU menciptakan mobil listrik yang sudah diuji coba dalam Kompetisi Mobil
Listrik Indonesia (KMLI) di Surabaya beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Mega Tampubolon dan Lia Manik dari
Infinity Publisher Medan saat datang ke kantor SIB, Sabtu (25/4).
“Dalam ajang KMLI atau Indonesia Energy Marathon Challenge di
Surabaya yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Institut Teknologi Sepuluh November itu, mobil karya mahasiswa Medan ini
mendapat peringkat kelima dengan hasil 154,05/Km/KWH dari 68 peserta yang
mengikuti lomba tersebut dari seluruh Indonesia. Tentu saja itu merupakan
prestasi yang membanggakan, apalagi itu merupakan kompetisi pertama mereka,”
jelas Mega.
Menurutnya, ide penciptaan mobil itu tercetus dari Rio
Richard Simanjuntak, mahasiswa Teknik Elektro Angkatan 2012. “Rio
berpikir ,seorang mahasiswa harus mampu melakukan sesuatu, ide ini
disampaikannya kepada teman-temannya. Rio dan 7 rekannya mulai merancang
mobil listrik dalam waktu kurang dari setahun dengan bantuan dari banyak pihak
terutama alumni. papar Mega”
Mobil itu sendiri, lanjutnya, hadir dengan konsep yang
sama seperti mobil listrik pada umumnya yang berusaha mengambil energi listrik
sehemat mungkin,ramah lingkungan,tidak membuat emisi,aman dan tentunya
terjangkau dengan mengandalkan kualitas baterai listrik yang baik. Mobil
tersebut mampu menempuh jarak 30 - 50 Km per jam dengan masa
pengisian baterai 4 - 5 jam. Uniknya desain mobil menyerupai kecebong kecil
yang pipih namun daya jelajahnya sudah teruji.
Mobil itu kemudian diperkenalkan kepada universitas dan
alumni, hasilnya mendapat apresiasi luas sebagai karya mahasiswa
yang berkelas. “Dari situ jugalah awalnya terbentuk sebuah tim komunitas
bernama Asatama yang berasal dari bahasa Batak Toba yang artinya ‘layak’
dengan harapan mobil itu kelak layak menjadi mobil masa depan,” tandasnya. (Rel/R22/)
Dimuat di SIB, Selasa 28 April 2015, halaman 16.
Komentar
Posting Komentar