Menteri Pendidikan di Pekanbaru

Mendikbud: Minat Baca di Indonesia Hanya 0,01 Persen, Guru Ditantang untuk Kreatif dan Inspiratif
* Duta Baca Nasional Najwa Shihab: Cukup Satu Buku Untuk Bisa Jatuh Cinta pada Buku

Pekanbaru (SIB)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, guru di Indonesia saat ini ditantang untuk kreatif dan inspiratif sehingga bisa membawa anak-anak rajin membaca buku.  Sesuai data dari UNESCO (organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB), minat membaca di Indonesia hanya 0,01 persen, yang artinya hanya satu dari 10 ribu orang yang memiliki kegemaran membaca.
Hal itu disampaikan Menteri saat menjadi pembicara dalam acara bertajuk "Sosialisasi perpustakaan bersama sastrawan", Jumat (18/3) di aula Perpustakaan Soeman Hs Jalan Sudirman Pekanbaru. Bersama Anies,  tampil sebagai pembicara  dalam kegiatan itu Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (presenter televisi), dan budayawan Riau Taufik Ikram Jamil.  
Acara tersebut turut dihadiri Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Riau Yoserizal Zein, para kepala dinas pendidikan dari berbagai kabupaten/kota di Riau, ratusan siswa SD, SMP dan SMA sederajat, serta undangan lainnya.
Lebih lanjut Menteri mengatakan, melihat kondisi saat ini memang perlu dilakukan gerakan terstruktur dan sistematis agar minat baca di Indonesia bisa semakin tinggi.  Salah satunya melalui penyebarluasan secara terus menerus "Gerakan membaca 15 menit sehari". Muara dari itu adalah terciptanya manusia-manusia Indonesia yang cerdas dan mampu bersaing dalam skala global.
  "Guru ditantang untuk kreatif dan inspiratif dalam membawa anak-anak rajin membaca.  Sebab, ini tidak SOP nya.  Lain daerah lain karakteristiknya. Dengan adanya guru-guru yang kreatif, inovatif dan inspiratif, komputer yang serba sistematis pun akan kalah," ujar Anies. 
Menurutnya, bagaimana caranya agar anak-anak berminat membaca sehingga menjadi kebutuhan sehari-hari, pada kenyataannya memang perlu teknis praktis.  Karena itu, lanjut Menteri, anak-anak sebaiknya dibebaskan memilih bacaannya terlebih dahulu, baru selanjutnya disuruh membaca paling tidak 15 menit.  Jadi, bukan guru yang memilihkan bahan bacaan kepada anak-anak.  Anak terbiasa membaca karena ada sesuatu yang menyenangkan baginya dari kegiatan membaca itu.
Sementara itu, Najwa Shihab berpendapat, cukup satu buku untuk bisa jatuh cinta pada buku.  Sebab, belajar mencintai buku sebenarnya tidak mengenal usia dan profesi, tidak hanya anak-anak.  
"Mencintai buku bisa dimulai dengan membaca buku yang disukai sehingga nantinya menjadi kebiasaan. Kebiasaan membaca akan menular.  Di facebook atau media sosial lainnya juga, mulai sekarang jangan cuma memposting gosip atau kegiatan lainnya, tapi juga posting kegiatan yang berkaitan dengan buku, misalnya berfoto bersama buku-buku yang baru atau ulasannya atau semacamnya," ujar Najwa.
Dalam hal mencintai buku, ia mencontohkan, di Jepang ada gerakan membaca ibu dan anak yaitu selama 20 menit sebelum tidur.  Hal-hal seperti itu perlu ditiru dan dikembangkan di Indonesia. Gerakan membaca 15 menit akan kalah kalau masyarakat tidak berminat.
Usai acara dialog, Menteri Anies bersama Najwa, Sularsih dan Arsyadjuliandi kemudian berkeliling ruangan Perpustakaan Soeman Hs, dari lantai satu hingga lantai tiga.  Namun sebelum memasuki ruangan-ruangan di dalam perpustakaan, Menteri dan Najwa bertemu sekitar 700 murid SD, SMP dan SMA sederajat yang dari pagi setia duduk di bawah tenda yang disediakan.  Mereka saling berebut menyalami keduanya, juga meminta Menteri dan Duta Baca Indonesia itu foto bersama, "berselfie",  ataupun menandatangani buku atau tas.  Pantauan wartawan, Menteri Anies dan Najwa tampak sabar dan dengan senang hati memenuhi semua permintaan tersebut.  (F05)
 
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perayaan Natal Lansia PGI Se-Provinsi Riau di HKBP Maranatha Pekanbaru Penuh Sukacita

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL