Ketua KPU Pusat Arief Budiman:

Berjarak Hanya 10 Bulan dari Pemilu 2019, Pilkada Serentak 2018 Akan Berlangsung Sangat Ketat
·         Tahapan Pilkada Riau Diluncurkan, Maskot Si Mojo Diperkenalkan
 
 


 
Pekanbaru (SIB)
            “Kompetisi” dalam Pilkada serentak 2018 akan berlangsung sangat ketat karena begitu banyak hal yang dipertaruhkan.  Siapa yang menguasai dan memenangkan hati pemilih di 2018, akan punya pengaruh luar biasa untuk kompetisi di pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019 karena jarak antara Pilkada 2018 dengan Pemilu 2019 hanya sekitar 10 bulan.
            Ketua KPU Pusat Arief Budiman menyampaikan hal itu, Sabtu (30/9) malam di Hotel Labersa Kampar Riau dalam acara peluncuran tahapan Pilkada Riau 2018.
            2018 dan 2019 akan menjadi catatan penting dalam perjalanan sejarah demokrasi dan politik di Indonesia, kata Ketua KPU.  Pada Pilkada serentak 2018 ada 171 daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada, sedangkan pada 2019 Indonesia punya pemilu dengan model baru yaitu pemilu legislatif dan pemilihan presiden dilaksanakan bersamaan. KPU sudah melakukan simulasi dan ternyata menyelenggarakan Pileg dan Pilpres secara sekaligus, luar biasa beratnya karena prosesnya yang cukup panjang.
            “Jumlah pemilih di Indonesia pada Pemilu terakhir secara nasional sebanyak 192 juta orang dan 70 persen dari jumlah itu akan diperebutkan dalam kompetisi Pilkada 2018.  Maka barang siapa menguasai dan memenangkan hati pemilih di tahun 2018 akan punya dampak luar biasa untuk kompetisi di 2019,” katanya.
            Arief mengatakan, anggaran negara yang digunakan untuk Pilkada 2018 mencapai titik paling besar dalam sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia.  Untuk Pilkada serentak 2018, secara nasional anggaran yang direncanakan sebesar Rp 10,5 triliun.  Untuk Pemilu nasional 2019 (yang tahapannya sudah dikerjakan di 2018), anggarannya mencapai 10,8 triliun, ditambah lagi dari anggaran rutin yang digunakan untuk operasional sehari-hari sejumlah Rp 1,6 triliun. 
“Jadi, dari struktur penyelenggara pemilu atau KPU saja ada Rp 23 triliun yang akan digunakan dalam proses pemilu.  Ini belum termasuk anggaran untuk Bawaslu yang biasanya porsinya sekitar 30-35 persen dari anggaran KPU, belum lagi dana dari pasangan calon, anggaran parpol yang berkampanye di Pilkada pemilu nasional 2019, belum lagi anggaran untuk pengamanan untuk kepolisian, TNI, belum lagi dari pemerintah daerah.  Jadi akan begitu banyak anggaran yang akan digunakan sehingga pertarungan yang besar ini harus kita jaga, kita kawal dengan baik supaya menghasilkan pemimpin yang baik,” ujarnya.
Karena itu pula, katanya, penyelenggara pemilu dituntut mampu secara maksimal menyelenggarakan pemilu secara baik. Jika penyelenggaraan di 2018 berlangsung baik, maka akan berpengaruh baik pula di 2019. Tapi  kalau tidak baik di 2018, ada gejolak dan semacamnya, maka tidak mustahil masalahnya akan merembet ke penyelenggaraan 2019.
“Suksesnya penyelenggaraan pemilu daerah dan pemilu nasional tidak bisa digantungkan hanya pada penyelenggara pemilu.  Seluruh komponen bangsa pnya peran untuk mewujudkannya.  KPU tentu mengambil peran besar terhadap proses ini tapi KPU tidak akan mampu mewujudkannya sendirian,” jelas Ketua KPU Pusat.
Soal target partisipasi pemilih secara nasional yang ditetapkan sebesar 77,5 persen, menurutnya bisa diwujudkan dalam Pilkada Riau 2018. Agenda tersebut merupakan kesempatan besar bagi masyarakat Provinsi Riau untuk mendapatkan pemimpin yang baik. 
Di akhir sambutannya, Ketua KPU Pusat membacakan pantunnya, yaitu sbb.
Petik bunga dalam jambangan
Bunga disimpan dalam keranjang
Orang politik jangan sembarangan
Rusak negara alang kepalang
 
Cari kumbang di dalam taman
Kumbang didapat dalam halaman
Pilihlah pemimpin yang amanah
Agar rakyat sejahtera dan aman
 
Gadis Melayu elok rupawan
Pandai menari tarian zapin
Kepada masyarakat Riau saya titipkan
Pilihan rakyat tentukan pemimpin
 
Sementara itu, Ketua KPU Riau Nurhamin mengatakan, tahapan Pilkada Riau 2018 sengaja diluncurkan dalam suasana yang dikemas sedemikian rupa agar memberikan gema yang luas dan menjadi perhatian masyarakat.  Sasarannya, agar target partisipasi pemilih nantinya bisa tercapai. Sebab, lanjutnya, selama ini angka partisipasi pemilih tidak linear dengan usaha dan sosialisasi yang telah dilaksanakan.
Dalam acara yang berlangsung dalam suasana semarak diiringi dan diramaikan grup musik Riau Chambers Rhythem itu, diluncurkan pula logo (maskot) Pilkada Riau 2018, yaitu Si Mojo sebagai modifikasi dari bolu kemojo khas Melayu Riau.  Jingle (lagu) Pilkada Riau 2018 juga diluncurkan pada kesempatan itu.
Hadir, Alfitra Salamm dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), para komisioner KPU Riau, anggota Bawaslu Riau, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang datang di pertengahan acara, Kapolda Riau Irjen Nandang bersama unsur Forkompinda Riau, sejumlah bupati/wali kota, pimpinan parpol di Riau, ketua dan anggota KPU kabupaten/kota seprovinsi Riau, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan undangan lainnya.  (G11)


 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perayaan Natal Lansia PGI Se-Provinsi Riau di HKBP Maranatha Pekanbaru Penuh Sukacita

BPP Mamre GBKP Puji Pengurus Klasis Riau-Sumbar yang Teratur Gelar RPL